Menarik untuk melihat
kemunculan figur-figur pemimpin yang mau tidak mau ini harus disambut dengan
positif. Karena apapun ceritanya dengan atau tanpa dan ketika sebagian orang
lebih mengambil sikap untuk berdiam diri (golput/pembiaran) atau acuh tak acuh,
Tetap saja salah satu diantara lima paket yang tersedia harus terpilih.
Idealnya semakin kita selektif dan objektif dalam memutuskan sebuah pilihan
maka besar harapannya tatanan kepemimpinan yang baik akan kita dapatkan.
Mengamati phenomena
politik dan proses pemantangan pesta demokrasi di Indonesia ini khususnya yang
terjadi di wilayah SUMUT. Pilkada bukan hanya suatu Proses Politik Sesaat dan
Setempat, yang dalam dimensi waktu dan tempat jawabannya adalah ”ya/benar”
Sukses Pilkada
bukan sekedar mampu melaksanakan berbagai tahapan sesuai dengan proses dan
prosedural sebagaimana yang dipersyaratkan tetapi mampu Menghasilkan Pemimpin
Terbaik yang dapat mengisi Makna dan Tujuan, kenapa Pilkada harus dilakukan
dengan dana yang sangat tinggi (High Cost).
Munculnya
figur-figur pemimpin ini tentu tak bisa seperti bermain sulap "bin salah
bin". Dibutuhkan strategi yang efektif dari memperkenalkan seorang
pemimpin pada publik. Sekurang-kuranya dibutuhkan tiga tahapan penting dalam
merancang strategi komunikasi yang efektif yaitu ; Membangunan Citra (image
builder), Peneguhan Personalitas (personality awareness), dan Memposisikan (positioning)
figur calon pemimpin pada publik. Dengan mengusung ketiga tahapan penting ini,
maka diharapkan terbangunnya sebuah strategi komunikasi yang efektif untuk
mendukung figur calon pemimpin yang akan ikut dalam ajang pilkada.
Heboh soal Pilkada
tentu tak lepas dari peran Media Online maupun Media Offline serta berbagai
upaya lainnya untuk memperkenalkan Kandididat ke publik. Memanfaat media tentu
teramat penting dalam perolehan sebuah kemenangan. Namun diperlukan “energi
ekstra” untuk mengemas Media sehinggan dapat menjangkau populasi
anggota/pemilih dalam jumlah besar serta kemampuan mengemas sang kandidat untuk
tetap mendapatkan perhatian publik.
Dalam perspektif
politik moderen, adalah hal yang wajar dan normal jika memasukkan proses
Pilkada pada Analisis ”Costs & Benefits” yang menjadi konsep kunci untuk
menemukan Model Jitu yang Sehat dan Akurat serta Bermanfaat dalam menentukan
satu pilihan dari berbagai alternatif yang dianggap terbaik. Dalam kaitan ini,
perlu dicermati sekali lagi bahwa Pilkada bukan semata-mata peristiwa politik,
tetapi sudah masuk ke dimensi ekonomi dan semua dimensi kehidupan masyarakat.
Proses
”politico-economicizing” dimana terjadi pergeseran pola manajemen politik dari
dominasi institutional (Pemerintah dan Partai Politik) ke ”consumer oriented”
yakni kekuatan massa (”PEOPLE POWER”) melalui partisipasi sosial. Masyarakat
sebagai konsumen politik akan "membeli produk politik" yang dianggap
menguntungkan. Memilih kandidat sama dengan "membeli barang". Oleh
karenanya, promosi, sosialisasi dan ”uji petik” kandidat yang akan dipilih sama
dengan barang yang akan dipakai.
Di sini Kualitas
Kandidat dan Tim Sukses menjadi faktor utama. Pentingnya ketokohan dan panutan.
yang dapat membaca maunya pemilih (”mind reading”), berempati dengan
menunjukkan Simpati kepada pemilih potensial dan pendukung emosional. Ketokohan
juga diwujudkan pada pola pikir kewajaran dengan memperlakukan massa pendukung
dan penentang kita secara proporsional. dan berkemampuan membangun dialog
interaktif dengan cara lebih banyak mendengar apa aharapan dari konstituen.
Kemampuan membangun suasana dialogis yang berkesinambungan, akan membuat mereka
mampu menangkap peluang “pasar pemilih potensial” yang di hari “H” akan menjadi
pemilih efektif. Adalah wajar jika Kandidat dan Tim Suksesnya akan menggunakan
berbagai cara (dalam artian postif) untuk membuka akses pada sumber daya
politik berupa pusat informasi (”information desk”) dalam mempromosikan
kandidatnya.
Terbentuknya
berbagai “Center, Forum, Grup, Front Aksi dsb,” yang dibangun dan disponsori
oleh kandidat merupakan upaya-upaya mencari cara dan format yang tepat sehingga
melalui R & D (”Research and Development”) ini diharapkan dapat
menghasilkan data akurat tentang pemetaan politik diri dan lawan. Dalam konteks
seperti ini faktor partai pendukung menjadi ”essential but not enough” (penting
tetapi tidak cukup menjamin), karena Ketokohan Kandidat akan menentukan karena
yang "dijual" bukan partai tetapi kandidat.
Memang Pilkada
berindikasi mengiring proses rekrutmen, Mengedepankan Visi dan Misi yang
Marketable, merupakan koridor tuntutan yang akan dicapai dalam upaya menarik
hati pemilih sebagai kustomer. Untuk itu diperlukan memfokuskan pengalokasi
potensi sumber suara pendukung politik dengan strategi membangun image
kandidat.Berbagai potensi kandidat dipasarkan dengan menggunakan “merek” yang
mudah dikenal (”marketable branding”) yang meleka pada diri kandidat.
Keunggulan kandidat menjadi produk yang mudah dijual (”saleable candidate”)
melalui sarana promosi, memanfaatkan berbagai sarana (”political market
places”).
Adalah sangat
disayangkan jika ada kecurangan dan upaya-upaya Politik Uang dan melakuan
segala cara meskipun melanggar koridor hukum dan ethika berpolitik yang sehat
hanya untuk sekedar meraih kemenangan.
Idealnya Kandidat
yang Menang/Terpilih adalah mereka yang memiliki sekurang-kurangnya memiliki 4
Kriteria Utama (4B) yakni :
1. BERPENGALAMAN
2. BERKEMAMPUAN
3. BEKERJA KERAS
4. BERKARYA NYATA
Dan secara politik
populis telah mendapatkan KEDEKATAN HATI DENGAN RAKYATNYA yang terbangun cukup
lama. Kandidat yang kalah, seharusnya berani menempatkan dirinya sebagai
"political competitors" yang menjadikan dirinya bagian dari
Filter/penajaman pemenang nantinya, dan dapat menyikapi phenomena kekalahan
adalah tidak lebih dari ”kemenangan yang tertunda” dari hasil yang telah
ditetapkan oleh pemilih yang sesungguhhnya sebagai “political customers”.
Melihat ke belakang
mengapa SUMUT makin terpuruk dengan Modal Awal SDM dan SDA yang tidak kalah
hebatnya dari Provinsi di Jawa , salah satu akar penyebab permasalahannya KKN ,
Dimana mulai dari proses SELEKSI disegala lini yang sangat buruk sehingga kita
tidak pernah menghasilkan “The Right Man, The Right Place”, hal ini penyebab
utama menjamurnya Korupsi, dan Korupsi adalah Akar dari Kemiskinan.
Kandidat dan
Seluruh Tim Sukses, seharusnya berpikir Strategik Efisien bagaimana mengurangi
resiko dan meningkatkan manfaat (”To minimize risks & To maximizize
profits”). Hal ini diperlukan agar Pilkada dapat dilaksanakan secara efisien
bukan sekedar efektif dengan mengurangi beban (”Economic Burdens”) dibandingkan
dengan manfaat politik (”Political Benefits”). Harapannya Proses Plikada MAMPU
melahirkan PEMIMPIN TERBAIK yang SANGGUP MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
SUMUT kearah yang lebih baik, dan Pemimpin senantiasa berada di HATI RAKYATNYA.
Proses transisi
menuju tata kelola ekonomi dan demokratis. SUMUT SAAT ini Membutuhkan Pemimpin
yang Kuat dan Teruji dengan kombinasi integritas dan kemampuan untuk mengelola
transisi itu. Atribut kepemimpinan yang berkilau dari dalam dalam proses waktu
yang tidak instan.
Menyatukan kekuatan
Pemerintah lokal, sektor swasta dan masyarakat dalam memecahkan semua
permasalahan (Problem Solving) dengan tetap berorientasi solusi, sembari tetap
membangun kesejahteraan di tingkat akar rumput akan menghasilkan SUMUT TERBAIK.
Saya percaya bawa
SUMUT TERBAIK bukanlah hanya sebuah mimpi, Akan tetapi SUMUT TERBAIK akan kita
dapatkan, Ketika SEMUA POTENSI SERIUS dan BERTEKUN, BERGERAK DAN BERLARI SECARA
MASSIF MENUJU KEARAH SUMUT TERBAIK-HOPE
Selamat datang
Sejatinya Pemimpin, Jadilah Pemimpin yang Terbaik untuk SUMUT demi
Kesejahteraan Rakyat SUMUT dan Provinsi SUMUT kembali HARUM di kancah Nasional,
Jangan torehkan luka yang semakin lebar di hati kami. INI SAATNYA....Masyarakat
SUMUT Mendapatkan PEMIMPIN YANG TERBAIK
TUHAN telah
memberikan kita Talenta, Kekuatan dan Kemampuan untuk Berkontribusi Aktif bukan
saja hanya untuk SUMUT tetapi juga untuk Indonesia yang lebih berkelanjutan
dimasa depan. Semoga SUMUT TERBAIK bisa kita gapai, TUHAN MEMBERKATI KITA SEMUA.
4 SUMUT BETTER
By :Frank Be Ngl
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan dan jangan spam. trims