Barangkali
karakter yang demikian itu pula yang membuatnya bisa sangat dekat dengan semua
golongan. Dia dikenal akrab
dan bersahabat dengan banyak orang dari berbagai kalangan, dalam
ikatan batin yang melintasi batas-batas agama, etnis, dan pilihan politik.
“Memilih-milih
kawan, apalagi dengan menjadikan berbagai perbedaan sebagai pembatas, hanya
akan membuat kita hidup dalam dunia yang sempit. Dalam keyakinan saya, Sang Maha Pencipta memang
berkehendak membuat kita berbeda-beda, agar kehidupan menjadi lebih kaya dan
penuh warna. Pelangi itu terlihat indah karena dia mengandung spektrum warna,”
katanya beranalogi.
Dia telah mencapai puncak karier tertinggi yang bisa diraih seorang
abdi negara di
daerah, menjadi Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 2008, walaupun
cita-citanya dulu sesungguhnya hanya menjadi camat–sesuatu yang malah tak
pernah diraihnya. Jejak pengabdiannya tersebar di berbagai kecamatan dan
kabupaten, dalam beragam posisi dan jabatan, mulai dari staf kantor kecamatan
di Pahae, kepala dinas di Tapanuli Utara, Sekretaris Wilayah Daerah di Dairi,
sampai Kepala Badan di Pemprovsu.
Tidak
sekadar pekerja yang ulet, Pak RE, demikian dia biasa disapa, juga seorang
pelajar yang tekun. Kehausannya akan pengetahuan membuatnya tidak pernah
melewatkan setiap kesempatan untuk mengikuti pendidikan, pelatihan, seminar,
dan semacamnya, selama dia punya waktu untuk itu.
Tidak
heran, jika di tengah kesibukannya sebagai birokrat dia juga berhasil
menyelesaikan jenjang pendidikan formal tertinggi; Strata 3. Dia seorang
doktor, yang lulus dengan predikat cum
laude dari
Universitas Sumatera Utara tahun 2008, dalam bidang perencanaan wilayah.
“Tidak
pernah ada waktu berhenti untuk terus bekerja dan belajar, karena kehidupan
menuntut kita untuk selalu menjadi orang yang lebih baik, lebih bermanfaat bagi
manusia dan kehidupan itu sendiri,” katanya tentang semangat yang tak
pernah kendur itu.
Penerima
tidak kurang dari 34 tanda penghargaan dari pemerintah ini juga tidak pernah
berniat menyimpan ilmu yang didapatnya bagi dirinya sendiri. Hingga kini, dia
masih aktif menjadi seorang dosen, mengambil peran penting dalam menyiapkan
pemimpin bangsa di masa depan.
Suami
Linda Mariyani Sihombing ini juga dikenal sebagai orang yang sangat dekat
dengan keluarga. Keempat anaknya menjadikannya idola, figur yang mereka kagumi
dan cintai. “ Di atas
segalanya, keluarga adalah pondasi dari kehidupan kita. Dari mereka langkah
kita berawal, dan ke pelukan mereka pula kita akan pulang. Dukungan
istri dan anak-anak saya, juga kelarga besar dan kerabat saya, tak lagi terukur
besarnya, yang memungkinkan saya menunaikan tugas pengabdian, dengan semua
tantangan dan permasalahannya,” tuturnya dengan tulus.(TN)
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan dan jangan spam. trims